Dosen PAI dan Ekonomi Syariah FAI UNIKI Berpartisipasi dalam Gerakan Wakaf 2000 Pohon di Gandapura

Dua dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI), yaitu Husni Rahmah, M.Pd dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Zulaiva Ulya, M.E dari Program Studi Ekonomi Syariah, ikut serta dalam Gerakan Wakaf 2000 Pohon yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bireuen di Kecamatan Gandapura.

Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam melalui aksi nyata penghijauan di berbagai wilayah. Dosen-dosen FAI UNIKI, bersama dengan pihak Kemenag Bireuen, serta masyarakat setempat, berpartisipasi aktif dalam penanaman pohon-pohon sebagai bagian dari upaya melestarikan lingkungan.

Husni Rahmah menyatakan bahwa keterlibatan dalam gerakan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sebagai akademisi yang ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kami sebagai tenaga pendidik merasa bangga bisa turut serta dalam program ini. Ini adalah langkah kecil tetapi berarti untuk menjaga alam dan memberikan contoh kepada generasi muda tentang pentingnya merawat lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu, Zulaiva Ulya menambahkan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga memberikan nilai spiritual dan sosial bagi semua yang terlibat. “Wakaf pohon adalah amal jariyah yang bermanfaat bagi keberlanjutan alam dan umat manusia, dan kami sangat mendukung gerakan ini,” jelasnya.

Dekan FAI, Dr. Syaripuddin, M.Si, turut mengapresiasi kontribusi dosen dalam program ini dan berharap agar kegiatan serupa terus dilaksanakan di masa mendatang. “Keterlibatan para dosen dalam program pengabdian masyarakat seperti ini sangat penting. Ini menunjukkan komitmen FAI untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.

Gerakan Wakaf 2000 Pohon ini diharapkan menjadi awal dari gerakan penghijauan yang lebih luas di Kabupaten Bireuen, dengan tujuan melindungi lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *